Sabtu, 21 Mei 2011

THE MOST WANTED: SCHOLARSHIP (part 2)

WASPADALAH! WASPADALAH!




Halo teman-teman... Yup! Part 2 kali ini, saya bakal cerita tentang pengalaman yang membuat saya sangat lebih berhati-hati dengan yang namanya BEASISWA LUAR NEGERI! Kalo diinget ya kadang sebel, sedih, sekaligus bersyukur.


Ini terjadi 5 tahun yang lalu ketika saya duduk dikelas 1 SMA di sebuah SMAN favorit di Surabaya. Waktu itu disekolah saat itu sedang ramai-ramainya mendaftar seleksi beasiswa luar negeri melalui sebuah lembaga bernama X. Lembaga X itu menawarkan beasiswa untuk siswa SMA yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi nanti di luar negeri. Jadi, waktu itu saya mendaftar kelas 1, jadi beasiswa itu akan saya dapat ketika lulus SMA.


Banyak temen-temen yang daftar akhirnya, saya ikutan juga. Uang pendaftaran 100.000, mendaftar melalui kantor OSIS, dan mendapat tanda bukti peserta. Seminggu kemudian, saya melakukan seleksi yang bertempat di salah satu universitas negeri yang terkenal di Surabaya. Bangga, karena lawan-lawan saya sudah duduk di kelas 2 dan 3. Sempet grogi juga soalnya, pesertanya mencapai 500 peserta dari berbagai SMA baik dari Surabaya dan diluar Surabaya. Kami mengerjakan tes tulis secara massal di aula.


Lembaga ini kemudian, menawarkan untuk menjadi member dengan iming-iming fasilitas informasi beasiswa yang lain di kemudian hari dengan membayar 15.000 tiap orang. Yup benar! karena saya begitu antusias, saya juga mendaftar jadi member, hehe...


Oke, dari sini keganjalan pertama muncul (saya tidak menyadari sebelumnya bahwa ini ganjal, hahaha...). Seleksi ini sistemnya gugur, dari tes masal, saya lolos untuk seleksi kedua. Seleksi kedua, berupa presentasi visi misi didepan peserta lain dan tempatnya tetap di aula. Keganjalan kedua (tetap saya terbuai olehnya... :p) mulai dari pendaftaran ulang, bayar member, sampai MC sekalipun cuma ditangani sama 5 orang yang sama! Hebat banget orang-orang ini ya, lihai, licik, tapi perkasa. Gimana ga perkasa, menangani administrasi 500 orang, MC pula!


Dari hasil itu diumumkan 30 besar, dan saya sangat bersyukur (waktu itu...) saya lolos 30 besar, hehehe... Seminggu kemudian, saya mendapatkan undangan bersama orangtua untuk menghadiri penyampaian program oleh lembaga X itu, tempatnya ga main-main, dilakukan dan bekerjasama dengan salah satu Universitas Negeri lainnya yang juga terkenal di Surabaya. Wah, orang tua saya senang sekali (waktu itu juga...), kami datang, dan ternyata 5 orang yang saya ceritakan sebelumnya juga menangani pertemuan ini (keganjalan ke 3). Dari pertemuan itu, kami diminta untuk membayar 1,5 juta. 1,5 juta ini sebagian untuk administrasi dan sebagian lagi masuk ke kas lembaga tersebut atas nama kami (kita bayar kas lah istilahnya dan katanya sih bisa diambil, waktu itu juga... ).


Setelah itu, dari 30 orang yang diundang yang menyatakan lanjut ada 9 orang dan sisanya memilih mundur karena alasan yang bermacam-macam. Awalnya saya ragu, tetapi orangtua saya mendukung karena ayah saya sebagian besar waktunya bekerja diluar negeri jadi yang berbau luar negeri pasti semangat (kalau tau akhirnya mengenaskan, mungkin jelas ga semangat.... ). 9 orang itu termasuk saya (kayaknya berhasil kena pelet waktu itu...), teman-teman saya lainnya adalah anak-anak yang pintar dan ada juga yang salah satu finalis pemilihan putra-putri daerah, ada juga yang artis. Siip, saya lanjut ke seleksi selanjutnya.


Petemuan selanjutnya dilakukan di Jakarta di salah satu hotel bintang 5 dan menurut saya, wiih gilak nih lembaga keren banget. Oke kami berangkat kesana dan menghadiri konferensi mini berisi penjelasan sistem pemberian beasiswa. Dari sinilah keganjalan-keganjalan itu semakin terlihat jelas dan saya semakin 'terlenaaa...huwooo huwooo terlena.... --" Dari penjelasan dan berlanjut ke beberapa tipuan muslihat lainnya membuat saya akhirnya MUNDUR DARI PROGRAM INI dan kehilangan 6 JUTA rupiah (ini nominal kehilangan paling kecil)!! looh ada apa ini??






To be continued......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar